Searching...
Senin, 29 Oktober 2012

ELIKSIR


Latar belakang
Dalam istilah kimia farmasi, larutan dapat dipersiapkan dari campuran yang mana saja dari tiga macam keadaan zat yaitu padat, cair dan gas, misalnya suatu zat terlarut padat dapat dilarutkan baik dalam zat padat lainnya, cairan atau gas, dengan cara yang sama untuk zat rerlarut dan gas, ada 9 tipe campuran homogen yang mungkin dibuat. Bagaimanapun, dalam farmasi perhatian terhaap larutan sebagian besar terbataspada pembuatan larutan dari suatu zat padat, zat cair dalam suatu pelarut cair dan tidak begitu sering larutan suatu gas dalam pelarut cair.
Dalam istilah farmasi, larutan didefinisikan sebagai sediaan”cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karerna bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan ke dalam golongan produk lainnya”. Sesungguhnya, banyak produk farmasi yang menurut prinsip kimia fisik merupakan campuran homogen dari zat-zat terlarut yang dolarutkan dalam pelarut, menurut prinsip farmasi digolongkan ke dalam jenis produk lainnya. Misalnya larutan obat-obat dalam air yang mengandung gula digolongkan sebagai syrup; larutan yang mengandung hidroalkohol yang diberi gula (kombinasi dari air dan etil alkohol) disebut eliksir.
Larutan oral, syrup dan eliksir, dibuat dan digunakan karena efek tertentu dari zat obat yang ada. Dalam sediaan ini zat obat umumnya diharapkan memberikan efek sistemik. Kenyataan bahwa obat-obat itu diberikan dalam bentuk larutan, biasanya berarti bahwa apsorpsinya dalam sistem saluran cerna ke dalam sirkulasi sistemik dapat diharapkan terjadi lebih cepat dari pada dalam bentuk sedaan suspensi atau padat dari zat obat yang sama.
Obat-obat cair menampilkan masalah menarik dalam rancangan bentuk sediaan. Banyak diantaranya merupakan zat-zat yang mudah menguap oleh karena harus disegel secara fisik dari atmosfer untuk menjamin keberadaannya. Masalah lainnya adalah bahwa obat-obat tersebut dimaksudkan untuk pemberian obat pada umumnya tidak dapat diformulasikan menjadi bentuk tablet, tanpa mengalami modifikasi obat yang besar.
Eliksir obat digunakan untuk keuntungan pengobatan dari zat obat yang ada. Umumnya, eliksir-eliksir resmi yang ada diperdagangkan mengandung zat obat tunggal. Keuntungan utama dari hanya satu obat tunggal yang terkandung, bahwa dosis yang diperlukan dapat dinaikkan atau diturunkan dengan meminum eliksir lebih banyak atau kurang, padahal bila dua atau lebih zat obat ada dalam sediaan yang sama, tidak mungkin meningkatkan atau menurunkan kadar satu zat obat yang diminum tanpa secara otomatis dan bersamaan mengatur dosis obat lain yang ada, perubahan yang tidak diinginkan.
Karena itu untuk pasien yang memerlukan minum lebih dari satu obat, banyak dokter memilih untuk minum sediaan yang terpisah dari tiap obat sehingga bila dibutuhkan pengaturan dosis satu obat, dapat dikerjakan tanpa dosis obat lainnya secara bersamaan ikut diatur. Eliksir analgetik/ antipiretik paracetamol 300 mg/10 ml digunakan untuk mengurangi/ menghilangkan nyeri dan menurunkan demam terutama pada pasien yang tidak tahan terhadap aspirin. Eliksir terutama digunakan untuk pasien pediatrik (anak-anak).
Larutan ialah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain. Untuk larutan (Solutio) steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada Injectiones. Di samping wadah harus mudah dikosongkan dengan cepat, besarnya kemasan boleh lebih dari 1 liter. Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, selain obat mengandung juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lain, zat warna, zat pewangi dan zat pengawet, dan digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama eliksir adalah etanol yang dimaksudkan mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol. Sirop gula dapat digunakan sebagai pengganti gula. Eliksir supaya disimpan dalam wadah tertutup rapat. Mixture dan solution tidak ada perbedaan prinsip dalam pengertian, hanya dikatakan larutan (Solutio) apabila zat yang terlarut hanya satu dan disebut Mixtura apabila zat yang terlarut adalah banyak. Contoh Solutio Citratis Magnesici dan Mixtura Brometorum.
Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan, maka zat padat tadi terbagi secara molecular dalam cairan tersebut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 20˚, kecuali dinyatakan lain menunjukkan 1 bagian bobot zat pada atau 1 bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu kamar.
Pernyataan bagian dalam kelarutan berarti 1 g zat padat atau 1 ml zat cair dalam sejumlah ml pelarut.


Definisi
ELIKSIR
Adalah cairan jernih, rasanya manis, larutan hidroalkohol digunakan untuk pemakaian oral, umumnya mengandung flavuoring agent untuk meningkatkan rasa enak
Eliksir bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun alkohol.
Proporsi jumlah alkohol yang digunakan bergantung pada keperluan.
Zat aktif yang sukar larut dalam air dan larut dalam alkohol perlu kadar alkohol yang lebih besar.
Kadar alkohol berkisar antara 10-12%.
Umumnya konsentrasinya 5-10%.
Namun, ada eliksir yang menggunakan alkohol 3% saja, dan yang tertinggi dapat mencapai 44%.
Pemanis yang biasa digunakan gula atau sirup gula, namun terkadang digunakan sorbitol, glycerinum, dan saccharinum.
ELIKSIR DAN SIRUP
Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibanding dengan sirup di dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan.
Eliksir mudah dibuat larutan, maka lebih disukai dibanding sirup.
PEMBAGIAN ELIKSIR
Medicated Elixirs
yang mengandung bahan berkhasiat obat
Medicated Elixirs
yang digunakan sebagai bahan tambahan
MEDICATED ELIXIRS
Pemilihan cairan pembawa bagi zat aktif obat dalam sediaan eliksir harus mempertimbangkan kelarutan dan kestabilannya dalam air dan alkohol.
NON MEDICATED ELIXIRS
¢ Ditambahkan pada sediaan dengan tujuan:
Meningkatkan rasa/menghilangkan rasa.
Sebagai bahan pengencer eliksir yang mengandung bahan aktif obat.
¢ Bila Non Medicated Elixirs akan digunakan sebagai bahan pengencer Medicated Elixirs, kandungan akhir alkohol dalam sediaan perlu diperhitungkan
¢ Karakteristik rasa dan warna yang terdapat dalam Non Medicated Elixirs jangan bertentangan dengan Medicated Elixirs secara umum dan dengan seluruh komponen yang terdapat dalam formula.
o Pemilihan cairan pembawa bagi zat aktif obat dalam sediaan eliksir harus mempertimbangkan kelarutan dan kestabilannya dalam air dan alkohol
o Bila non medicated elixir akan digunakan sebagai bahan pengencer, kandungan akhir dari alkohol dalam sediaan harus diperhitungkan.
o Karakteristik flavor dan warna yang terdapat dalam non medicated elixir jangan ebrtentangan dengan medicated elixir secara umum dan dengan seluruh komponen yang terdapat dalam formula
- Untuk menjaga kerusakan sediaan dan mikroorganisme perlu ditambahkan perserpativ :
o Eliksir yang mengandung vesikel lebih dari 20% yang terdiri dari alkohol, propilenglikol, atau gliserol, perlu ditambah anti jamur dan anti ragi. Demikian pula yang kandungan sirup di dalamnya tinggi, walaupun dapat menghambat pertumbuhan bakteri, tetapi tidak bagi ragi dan jamur, perlu ditambahkan anti ragi dan anti jamur.
o Sebagai pengawet dapat digunakan turunan asam benzoate ( senyawa esternya )
 LINCTUSo sediaan yang mempunyai rasa yang manis
o umumnya digunakan untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan batuk dan luka di daerah mulut, biasanya pada mulut bayi
o sebagian mengandung obat yang berkhasiat antiseptik dan sebagian lagi ekspektoran.
o Sebagai pembawa biasanya sirup
o Bila digunakan, jangan ditelan sekaligus, jadi harus sedikit demi sedikit
o Bedanya dengan eliksir, linctus tidak mengandung alkohol sama sekali. Oleh sebab itu, walaupun kandungan gulanya tinggi dapat menghambat pertumbuhan bakteri tetapi pertumbuhan ragi dan jamur tetap perlu dihambat.
o Sediaan yang mengandung gula tinggi dapat membentuk Kristal pada dinding tutup botol, sehingga perlu ditambahkan bahan pelembab (humectan) seperti sorbitol, propilenglikol, tween, dll.
o Linctus mengandung flavouring agent agar menarik
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ELIKSIR
+ Mudah ditelan dibandingkan dengan tablet atau kapsul.
+ Rasanya enaaaaaaak!
+ Larutan jernih dan tidak perlu dikocok lagi.
- Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak.
- Mengandung bahan mudah menguap, sehingga harus disimpan dalam botol kedap dan jauh dari sumber api.
CARA PEMBUATAN ELIKSIR
1. Mencampur zat padat dengan pelarut atau campuran pelarut (kosolven) sambil diaduk hingga larut.
2. Bahan yang larut dalam air dilarutkan terpisah dengan zat yang larut dalam pelarut alkohol. Larutan air ditambahkan kedalam larutan alkohol, agar penurunan kekuatan alkohol dalam larutan secara gradien mencegah terjadinya pemisahan atau endapan.
3. Gliserin, sirup, sorbitol, dan propilenglikol dalam eliksir memberikan peranan pada kestabilan zat terlarut dan dapat meningkatkan viskositas.
FORMULA
Tiap 5 ml mengandung :
Acetaminopheum 120 mg
Glycerolum 2,5 ml
Propilenglycolum 500 µl
Sorbitoli solution 70% 1,25 ml
Aethanolum 500 µl
Zat tambahan yang cocok q.s
Aquadest ad 5 ml

PERHITUNGAN DOSIS
Dosis standar :
Anak sampai 1 tahun = 1 sendok teh (5 ml)
1-5 tahun = 2 sendok teh (10 ml)

ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan :
1. Neraca
2. Bekerglass
3. Botol sirup 60 ml
4. Sepatula
5. Batang pengaduk
6. Etiket dan kemasan
7. Piknometer
8. Viskometer
9. pH meter/kertas pH
Bahan yang digunakan :
1. Acetaminopheum
2. Glycerolum
3. Propilenglycolum
4. Sorbitoli solution 70%
5. Aethanolum
6. Essense apel
7. Pewarna hijau
8. Aquadest

PERHITUNGAN BAHAN
Pembuatan sediaan elixir 60 ml :
Acetaminopheum 12 mg x 12 = 144 mg
Glycerolum 2,5 ml x 12 = 30 ml
Propilenglycolum 500 µl = 0,5 ml x 12 = 6 ml
Sorbitoli solution 70% 1,25 ml x 12 =15 ml
Aethanolum 500 µl = 0,5 ml x 12 = 6 ml
Zat tambahan yang cocok
*Zat pewangi (essence apel) q.s
*Zat pewarna (hijau) q.s
*Zat pengawet (Asam Benzoat) = 2 ml
Aquadest ad 60 ml

CARA PEMBUATAN ELIKSIR
o Mencampur zat padat dengan pelarut atau campuran pelarut sambil diaduk hingga larut
o Bahan yang larut dalam air dilarutkan terpisah dengan zat yang larut dalam pelarut alkohol. Larutan air ditambahkan ke dalam larutan alkohol agar penurunan kekuatan alkohol dalam larutan secara gradien mencegah terjadinya pemisahan/ endapan
o Dapat pula digunakan campuran pelarut ( kosolven )
o Terdapatnya gliserin, sirup, sorbitol, dan propilenglikol dalam eliksir memberikan kontribusi pada kestabilan zat terlarut dan dapat meningkatkan viskositas

EVALUASI DAN UJI
1. Organoleptis
Diamati apakh elixir yang dibuat sudah sesuai dengan standar elixir yaitu berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap.
2. Kejernihan
Dilakukan dengan cara mengamati dengan mata sediaan larutan elixir, apakah ada partikelnya atau tidak bila tidak berarti larutan tersebut sudah jernih.
3. Densitas (Bobot Jenis)
Dilakukan denganmenggunakan piknometer yaitu dengan cara :
a. Ambil dan timbang piknometer yang bersih
b. Letakkan diatas arloji dan diisi denag larutan elixir yang akan diuji
c. Masukkan pikno kedalam bekerglass 200 ml yang berisi es dan gumpalan es
d. Biarkan sampai suhu 20°C
e. Segera ambil tetesan cairan yang berada diluar ujung kapiler dengan kertas saring menyedot sisi ujung kapiler terus tutup kapilernya dengan tudung cepat-cepat
f. Biarkan suhu mencapai suhu kamar terlebih dahulu, baru bagian luar pikno dilap
g. Timbang pikno dengan isinya
h. Bobot jenis dihitung dengan rumus
b-a
c – a
a = berat piknometer kosong
b = berat gliserin sebelum uji
c = berat gliserin setelah uji
4. Viskositas
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
a. Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan newton bisa ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika ia mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui ( biasanya air ) untuk lewat 2 tanda tersebut.( Moechtar,1990 )
Jika h1 dan h2 masing-masing adalah viskositas dari cairan yang tidak diketahui dan cairan standar , r1 dan r2 adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 adalah waktu alir dalam detik.


Rumusnya adalah:
1h = ρ1 . t1
2h ρ2 . t2
η1 = ρ1 . t1 . h2
ρ2 . t2
b. Viskometer Hoppler
Berdasrkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides.
Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. ( Moechtar,1990 )
c. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penueunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebt aliran sumbat. ( Moechtar,1990 )
d. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecapatan dan sampelnya digeser didalam ruang semit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar. ( Moechtar,1990 )
5. pH
Sediaan diukur pH nya dengan menggunakan pH meter, yaitu disesuaikan dengan pH usus karena sediaan diabsorbsi di usus jadi pH sediaan harus sama dengan pH usus.





DAFTAR PUSTAKA
Kristina, A.S, 2007, Kapita Selekta Dispensing I, Yogyakarta: Universitas Gadjahmada
Anonim, 1978, Formularium Nasional Edisi Kedua, Jakarta : Departemen Kesehatan RI




















MAKALAH TEKNOLOGI FARMASI
ELIKSIR

 









Dosen Pengampu : Heni Purwaningrum, S.Farm,Apt
Disusun Oleh :
Nama     : Sepvia Prahesti
NIM       : 10080068
Semester : IV B
D3 Farmasi




POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
Jl. Dewi Sartika No. 71 Tegal Telp. (0283) 352000
2012

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

 
Back to top!